Berita Bumigora - Debut saham PT Super Bank Indonesia Tbk (kode: SUPA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) memecahkan ekspektasi pasar dengan performa luar biasa sejak hari pencatatan perdana hingga hari ketiga. Saham bank digital ini tercatat mengalami tiga kali Auto Reject Atas (ARA), termasuk lonjakan sekitar 24,8% hari ketiga menuju level Rp 1.230, disertai antrean beli yang mencapai ±4,5 juta lot di papan perdagangan.
SUPA “Meledak” 3x ARA dan Antrean 4,5 Juta Lot: Debut Spektakuler Superbank di BEI
Fenomena ini bukan hanya menandakan antusiasme investor yang tinggi, tetapi juga sinyal kuat kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan Superbank sebagai fintech banking yang didukung ekosistem digital besar di Indonesia.
Harga Saham Melonjak Sejak Listing
Pada hari pencatatan saham di BEI, Rabu (17/12), saham SUPA langsung melonjak ke level Auto Reject Atas dengan kenaikan sekitar 24,4% dari harga IPO yang ditetapkan di Rp 635 per saham, memantul ke posisi awal Rp 790 per lembar saham. Lonjakan ini mencerminkan minat besar investor ritel dan institusi sejak awal perdagangan.
Antusiasme Investor & Antrean Beli yang Besar
Permintaan atas saham SUPA tergolong tinggi sejak masa penawaran umum. Menjelang listing, IPO Superbank tercatat oversubscribed hingga lebih dari 300 kali, mencerminkan minat yang jauh melebihi penawaran saham yang tersedia.
Pada sesi perdagangan di hari-hari berikutnya, saham ini terus menguat hingga mentok pada batas ARA berkali-kali, sementara jumlah antrean pembelian (bid queue) melonjak mencapai jutaan lot, menciptakan tekanan beli kuat di level harga atas.
Modal & Mandat Strategis IPO
Superbank menetapkan harga IPO Rp 635 per saham dengan melepas sekitar 4,4 miliar lembar saham baru, setara dengan 13 % dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dari aksi ini, perseroan berhasil mengumpulkan dana segar sekitar Rp 2,79 triliun yang rencananya akan dipakai untuk mendukung ekspansi kredit, memperluas jangkauan layanan digital, serta memperkuat kapabilitas teknologi dan infrastruktur perbankan digital.
Pandangan Pasar & Potensi Pertumbuhan
Para analis memandang lonjakan harga saham SUPA sebagai indikator awal kuatnya permintaan pasar terhadap saham bank digital yang memiliki dukungan ekosistem besar seperti Grab, OVO, Emtek, dan Singtel. Mereka menilai basis pengguna yang besar dan strategi ekspansi akan menjadi pendorong pertumbuhan jangka panjang.
Presiden Direktur Superbank, Tigor M. Siahaan, menilai pencatatan saham perdana ini sebagai tonggak penting untuk memperkuat struktur permodalan serta memperluas akses layanan keuangan digital di seluruh Indonesia.