![]() |
| Gelar “Manggala Bhumi NTB” Diterima Gubernur Iqbal, Tegaskan Misi Nol Kemiskinan Ekstrem 2029 |
Dalam sambutannya, Gubernur Iqbal menegaskan bahwa gelar tersebut bukan sekadar penghormatan adat, tetapi amanah besar bagi seluruh masyarakat NTB.
“Ini bukan sekadar simbol tetapi ini adalah amanah yang diberikan kepada saya untuk memberikan pengayoman bukan saja kepada Bangsa Sasak tapi juga kepada NTB secara keseluruhan,” ucapnya.
Target Ambisius: Nol Kemiskinan Ekstrem pada 2029
Gubernur juga menyoroti kemiskinan sebagai musuh bersama yang harus dituntaskan. NTB masih termasuk dalam 12 provinsi termiskin di Indonesia, sehingga menurutnya dibutuhkan kepemimpinan yang berakar pada nilai lokal: tindih, maliq, dan mereng.
“Musuh kita bersama hari ini adalah kemiskinan. NTB sampai hari ini masih menjadi satu dari 12 provinsi termiskin di republik ini… in syaa Allah kita nawaitu, kita niatkan di tahun 2029, 106 desa kemiskinan ekstrem ini akan kita nol-kan,” tegasnya.
Iqbal menjelaskan bahwa nilai tindih, maliq, mereng adalah karakter dasar masyarakat Sasak—integritas, keteguhan, dan kepedulian kolektif—yang harus menjadi fondasi membangun NTB.
“Bukanlah sebuah kebetulan, kita Bangsa Sasak diamanahkan untuk lahir dan besar di Pulau Lombok… dibutuhkan kombinasi karakter yang kompleks dan kuat untuk menjaga dan memeliharanya. Tindih, maliq, mereng,” jelasnya.
MAS: Sasak Harus Bersatu Dukung Gubernur
Pengerakse Agung MAS, Sajim Sastrawan, mengajak masyarakat Sasak untuk bersama-sama mendukung kepemimpinan Gubernur.
“Kita Sasak satu, marilah kita bersatu di dalam bendera Sasak untuk membangun daerah ini… membantu kepala daerah… untuk mewujudkan cita-citanya dalam menjadikan NTB makmur dan mendunia,” ucapnya.
Deklarasi Gunung Rinjani: Komitmen Bersama Jaga Kemali Beleq
Acara tersebut dirangkaikan dengan penandatanganan Deklarasi Gunung Rinjani oleh Gubernur NTB, perwakilan DPRD NTB, bupati/walikota se-Pulau Lombok, akademisi UIN dan UNRAM.
Deklarasi ini menegaskan komitmen untuk:
- Melindungi nilai ekologis Rinjani
- Menolak segala bentuk perusakan lingkungan
- Memperkuat status Rinjani sebagai Global Geopark & Cagar Biosfer UNESCO
- Menguatkan peran lembaga adat lingkar Rinjani
- Memastikan pengelolaan Rinjani secara kolaboratif, adaptif, dan berkelanjutan
Gunung Rinjani ditegaskan sebagai kemali beleq, simbol spiritual, budaya, dan identitas Sasak yang harus dijaga bersama.
