Lombok Timur, NTB (Berita Bumigora) – Upaya nyata mencegah stunting dari tingkat desa kembali mengharumkan nama Nusa Tenggara Barat. Gerakan Bebas Stunting Mendunia yang digagas Ketua PKK Provinsi NTB meraih apresiasi nasional setelah resmi menerima penghargaan dari Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd. Penghargaan tersebut diserahkan langsung dalam sebuah momen bersejarah di Desa Tetebatu, Kabupaten Lombok Timur, Sabtu, 6 Desember 2025.
Dari Desa untuk Indonesia: Gerakan Bebas Stunting NTB Disorot Nasional, Terima Penghargaan Menteri!
Gerakan ini menjadi bukti bahwa kerja kolaboratif yang menyeluruh—dari provinsi hingga pemerintah desa—mampu menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat. Sejak berjalan pada Oktober hingga awal Desember 2025, program tersebut menyentuh langsung keluarga melalui layanan terpadu lintas sektor. Sebanyak 16 puskesmas dikerahkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan KB. Hasilnya luar biasa: 303 akseptor KB tercatat dalam satu hari, termasuk 226 akseptor metode MKJP (IUD dan Implan). Angka ini menunjukkan komitmen kuat NTB menekan risiko lahirnya stunting baru.
Bebas Stunting Mendunia tak hanya menjadi agenda pelayanan, tetapi juga gerakan perubahan perilaku. Melalui DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting), masyarakat diajak memperkuat ketahanan gizi keluarga. Program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) menumbuhkan solidaritas sosial, sementara layanan KB Pasca Persalinan menjadi intervensi langsung untuk memastikan setiap kelahiran direncanakan dengan baik.
Penghargaan dari Kemendukbangga/BKKBN ini menjadi yang pertama diterima NTB dari pemerintah pusat—sekaligus menjadi kado istimewa menyambut HUT NTB 2025. Sebuah pengakuan bahwa kerja terstruktur, terukur, dan jujur akan selalu mendapatkan tempat di tingkat nasional.
Dari desa, NTB bergerak. Dan dari NTB, semangat Bebas Stunting Mendunia terus menginspirasi Indonesia.