![]() |
| Sultan Muhammad Salahuddin Resmi Sandang Gelar Pahlawan Nasional, NTB Rayakan Momen Bersejarah Dua Pulau Terwakili |
Sultan Salahuddin dinobatkan sebagai Pahlawan Pendidikan berkat peran besarnya dalam mendirikan sekolah-sekolah serta memberikan beasiswa untuk rakyatnya. Beliau juga mendapat gelar Pahlawan Diplomasi karena kiprahnya menjaga hubungan baik dengan Jepang dan Belanda sehingga Bima terhindar dari konflik besar pada masanya.
Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa pengusulan gelar ini murni berasal dari masyarakat NTB, bukan dari keluarga kesultanan.
“Penganugerahan ini bukan permintaan keluarga. Ini dorongan kita semua, masyarakat NTB, yang ingin perjuangan beliau diakui negara,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa gelar tersebut merupakan amanah yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda. Gubernur bahkan telah menugaskan Kepala Dinas Pendidikan NTB, Lalu Hamdi, M.Si, untuk mendesain foto resmi dua Pahlawan Nasional asal NTB—Maulanasyaikh dan Sultan Salahuddin—beserta ringkasan sejarahnya, dan memasangnya di seluruh ruang kelas SD hingga SMA di NTB.
“Anak-anak kita harus tahu bahwa kita bukan daerah tanpa kontribusi. Kita ikut memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Hj. Vera Amelia, perwakilan keluarga Sultan Bima, menyampaikan apresiasi atas perjuangan panjang yang telah dilakukan berbagai pihak selama lebih dari dua dekade hingga pengusulan gelar ini akhirnya berhasil.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu hingga Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin dapat dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Secara khusus kepada Bapak Gubernur yang tanpa henti menyuarakan perjuangan ini di tingkat pusat,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan hanya kebanggaan keluarga, tetapi juga masyarakat Bima dan NTB secara keseluruhan.
Dalam sambutannya, Miq Iqbal juga menyebut sejumlah tokoh NTB lain yang masih layak diusulkan sebagai Pahlawan Nasional, seperti Sultan Muhammad Tajul Arifin Sirajudin (Dompu), Lalu Ismail Dea Malela, Belanggu Aga Dea Tuan, Lalu Manambai Abdulkadir, serta Tuan Guru Saleh Hambali.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Iqbal juga meluruskan narasi sejarah terkait masa penjajahan di NTB.
“Belanda secara resmi masuk ke Lombok pada tahun 1894. Jadi NTB tidak dijajah tiga setengah abad bahkan tidak sampai satu abad. Namun karena sejarah Indonesia dianggap satu kesatuan, angka tiga setengah abad tetap digunakan secara nasional,” urainya.
Dengan penganugerahan ini, NTB kini memiliki dua tokoh yang menyandang gelar Pahlawan Nasional: Maulanasyaikh dari Pulau Lombok dan Sultan Muhammad Salahuddin dari Pulau Sumbawa. Acara ditutup dengan pembacaan doa untuk para keturunan Sultan Salahuddin agar senantiasa diberi kesehatan, kekuatan, dan kemampuan meneruskan nilai perjuangan sang pahlawan.
.jpg)