![]() |
| Gubernur NTB Dorong Integrasi Kawasan Bali–NTB–NTT Lewat Konektivitas, Energi Hijau, dan Pariwisata |
Terkait konektivitas dan logistik, Gubernur Iqbal menilai bahwa hubungan antarprovinsi masih menghadapi tantangan besar.
“Kami sedang membangun sistem port to port dan menyiapkan pelabuhan dalam seperti Gili Mas sebagai hub logistik, serta mengembangkan Bandara Internasional Lombok menjadi pusat penerbangan kawasan timur,” jelasnya.
Pada aspek energi hijau dan super grid, Iqbal menyebut NTB dan NTT memiliki potensi besar dalam penyediaan energi bersih melalui PLTS, tenaga angin, hidro, dan panas bumi. Ia mengusulkan pembangunan super grid Bali–NTB–NTT agar kebutuhan energi Bali dapat dipenuhi sepenuhnya dari sumber energi terbarukan kawasan timur.
Sementara dalam promosi pariwisata, Iqbal menekankan pentingnya strategi terpadu antarprovinsi.
“Daripada promosi masing-masing, lebih baik bersama. Saat NTB promosi, sekalian membawa Bali dan NTT, begitu juga sebaliknya. Karena wisatawan melihatnya sebagai satu ekosistem: Bali–Lombok–Labuan Bajo,” katanya.
Sinergi Peternakan dan Ekonomi Rakyat
Selain fokus pada sektor strategis, ketiga provinsi juga berkomitmen memperkuat kerja sama ekonomi rakyat, khususnya di bidang peternakan. NTB saat ini menjadi penghubung utama distribusi sapi dari NTT ke berbagai pasar nasional, termasuk Jabodetabek, dengan jumlah mencapai 52.000 ekor per tahun.
“Kerja sama ini sangat potensial, apalagi setelah 11 tahun baru tahun lalu kami diizinkan kembali melintasi Bali untuk pengiriman hewan ternak,” ujar Gubernur Iqbal sembari menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Bali.
Pertemuan di Bali tersebut menjadi titik awal kerja sama ekonomi tiga provinsi yang akan dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Lombok dan pembahasan teknis di NTT pada akhir tahun. Dalam forum itu, Gubernur Iqbal mengusulkan nama “Lesser Sunda Economic Triangle” atau “Southern Economic Triangle” untuk menggambarkan semangat kolaborasi, sebelum akhirnya disepakati nama resmi “Kerja Sama Regional Bali NTB NTT” (KR BNN) sebagai simbol integrasi ekonomi kawasan timur.
Menutup paparannya, Gubernur Iqbal menegaskan bahwa sinergi Bali–NTB–NTT bukan sekadar ide, tetapi keniscayaan geopolitik dan ekonomi.
“Saya meyakini kerja sama Bali–NTB–NTT bukan sekadar pilihan, tapi sebuah takdir. Kita bertiga memang ditakdirkan untuk bekerja sama membangun kawasan timur Indonesia.”
Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyambut positif langkah ini dan menyebutnya sebagai bentuk kebangkitan semangat persaudaraan yang telah terjalin sejak masa Provinsi Sunda Kecil berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958.
“Ini bukan nostalgia, tapi kelanjutan sejarah dan kebutuhan masa depan. Bali, NTB, dan NTT punya akar dan masa depan yang sama untuk bersinergi dan berkolaborasi,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, S.Si., Apt., berharap sinergi ekonomi ini dapat memperkuat posisi tiga provinsi di kawasan timur dan menjadi dasar bagi kerja sama di sektor lain.
“Pokoknya NTB, NTT dan Bali ini semakin kuat baik dari aspek ekonomi dan kawasan, dan kita mulai dari apa yang menjadi kebutuhan masing-masing,” tutupnya.
