Dua Pemuda di Lombok Barat Terjaring Patroli, Kedapatan Perang Sarung

Dua Pemuda di Lombok Barat Terjaring Patroli, Kedapatan Perang Sarung
Lombok Barat, NTB (Berita Bumigora) – Dua pemuda, masing-masing berinisial SH (20) dan HM (16), terjaring patroli Polsek Labuapi, Polres Lombok Barat, pada Selasa (26/3) dini hari.

Keduanya kedapatan melakukan aksi perang sarung di Jalan Raya Kediri - Merembu, tepatnya di Dusun Karang Sembung, Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.

Kapolres Lombok Barat, AKBP Bagus Nyoman Gede J., S.H., S.I.K., M.AP., menerangkan bahwa patroli tersebut dilakukan dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), terutama di bulan Ramadan.

"Saat patroli, anggota kami menemukan dua kelompok pemuda yang sedang melakukan perang sarung. Aksi ini tentu meresahkan masyarakat dan dapat mengganggu Kamtibmas," jelas AKBP Bagus Nyoman.

Petugas kemudian mengamankan kedua pemuda tersebut beserta dua unit sepeda yang mereka gunakan. Mereka kemudian dibawa ke Polsek Labuapi untuk dimintai keterangan.

"Kedua pemuda tersebut telah membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Mereka kemudian diserahkan kepada orang tua masing-masing dengan disaksikan oleh Kepala Dusun setempat," imbuhnya.

Kapolres Lombok Barat mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga Kamtibmas selama bulan Ramadan.

"Mari kita jaga suasana kondusif di bulan Ramadan ini. Hindari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu Kamtibmas, seperti perang sarung, balap liar, dan lainnya," tegas AKBP Bagus Nyoman.

Selain patroli, Polres Lombok Barat juga melakukan berbagai upaya preventif lainnya untuk menjaga Kamtibmas selama bulan Ramadan.

"Seperti penjagaan di tempat-tempat ibadah, serta Peningkatan patroli di daerah-daerah yang rawan gangguan Kamtibmas,” ujarnya.

Termasuk juga menggelar personel di lokasi-lokasi yang menjadi pusat keramaian Masyarakat di Bulan Ramadhan, seperti pusat-pusat tempat penjualan takjil.

Kapolres Lombok Barat berharap dengan upaya-upaya tersebut, suasana Ramadan di Lombok Barat dapat berjalan dengan aman dan kondusif.

“Tentunya agar Masyarakat dapat menjalan ibadah dengan tenang, dan nyaman,” imbuhnya.

Dalam menangani kasus perang sarung ini, Polres Lombok Barat mengedepankan edukasi dan pendekatan humanis.

Hal ini dilakukan agar para pemuda tersebut dapat memahami dampak negatif dari perbuatannya dan tidak mengulanginya lagi.

"Kami ingin memberikan edukasi kepada para pemuda bahwa perang sarung adalah perbuatan yang tidak terpuji dan dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Kami juga ingin membangun hubungan yang baik dengan mereka, agar dapat menjadi mitra Polri dalam menjaga Kamtibmas," pungkasnya.

“Kepada Masyarakat juga kami harapkan, terutama para Orang tua, agar lebih berperan aktif dalam mengawasi anak-anaknya. Agar tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu ketenangan Masyarakat,” tandasnya.