Modus Pencurian Suara Caleg DPR RI Berpindah Ke Lombok Tengah

Modus Pencurian Suara Caleg DPR RI Berpindah Ke Lombok Tengah
Lombok Barat, NTB (Berita Bumigora) - Pola dugaan pencurian suara yang telah dilakukan oknum panitia penyelenggara tingkat kecamatan di Lombok Barat berlanjut ke Pleno tingkat kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah, seperti yang ditemukan di salah satu TPS di Desa Barejulat yang tertulis dalam C1 sangat berbeda dengan hasil DA1 pleno tingkat kecamatan.

"Kami temukan lagi modus yang sama yang dilakukan oleh oknum PPK di Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah." terang Yusron Sahroni Ketua Tim Nanang Samoedra.

Kami sangat menyayangkan praktek kotor pencurian suara terus saja terjadi dan terkesan adanya pembiaran, yang dilakukan oleh oknum pengawas dan PPK di Lombok Tengah.

"Ini terkesan adanya pembiaran yang terjadi dalam proses rekapitulasi ini".

Yusron juga menambahkan, praktek pencurian suara oleh oknum caleg internal Partai Demokrat, seakan menjadi preseden buruk bagi kontestasi pemilu tahun ini, sehingga dirinya sangat menyayangkan apa yang dilakukan oknum tersebut sebagai bentuk ketidak mampuannya dalam menarik hati rakyat untuk memilihnya secara jujur dan berdasarkan hati nurani.

"Kalo tidak bisa mengambil hati rakyat  janganlah mencuri suara rakyat" ungkap Yusron.

Sebelumnya rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilu 2024 di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah  diwarnai kericuhan (28/2/2024).

Dimana diduga terjadi penggelembungan suara terhadap salah satu caleg, dari salah satu partai yang angkanya berubah dalam sekejap mata dengan angka yang dererastis.

Muzakir Timses dari partai PBB mengungkapkan persoalan yang muncul disaat  pleno tadi ada perbedaan jumlah perolehan suara berdasarkan  data yang dimiliki saksi dengan perolehan suara  yang sudah difinalisasi oleh PPK menjadi D-Hasil.

Ia juga mempertanyakan dan meminta klarifikasi dari PPK siapa yang melakukan perubahan angka dalam sekejap mata.

"Salah satu contoh saja perolehan suara dari partai Perindo yang disaksikan oleh para saksi yang awalnya jumlah  perolehan suaranya 3.681 dalam sekejap mata menjadi  3.700 siapa  orang yang merubahnya'' ungkapnya.

Aneh bin ajaib disaat ada kericuhan antara PPK dan para saksi parpol, ketua panwascam Lalu  Asmarakandi malah hilang bak ditelan bumi.

Lanjut Muzakir bahkan hampir jumlah di masing-masing desa itu ada beberapa partai yang jauh melampaui hasil yang sesungguhnya, sehingga berdasarkan kesepakatan saksi dengan pihak KPU yang hadir malam ini untuk dilakukan pleno ulang, tentu itu harus disepakati dulu dan mendapat  rekomendasi dari panwascam.

"tapi kita nggak tahu apakah memang karena kesibukan atau sengaja sibuk atau sengaja tidak di sini karena memang ada setingan makanya panwascam tidak satupun yang ada bak ditelan bumi".

Ketua PPK kecamatan Jonggat Adil mengaku pihaknya juga heran mengapa datanya bisa berubah dalam hitungan detik.

"Perubahan angka itu juga bukan satu atau dua angka kita bisa lihat dari angka sekian menjadi sekian."

Ditanya soal siapa yang merubah angka tersebut Adil tidak bisa menjawab, akibat kericuhan tersebut rapat pleno ditunda dan akan dilanjutkan esok harinya dengan mengulang dari awal.