Meriahnya Mendak Tirta Pura Lingsar H-1 Pujawali dan Tradisi Perang Topat |
Meriahnya Mendak Tirta Pura Lingsar H-1 Pujawali dan Tradisi Perang Topat |
Pura Lingsar, yang dikenal sebagai simbol persatuan antara umat Hindu dan Islam Sasak, menjadi pusat perhatian ribuan masyarakat yang datang dari berbagai daerah. Prosesi Mendak Tirta dimulai pukul 15.00 Wita dengan iringan gamelan dan barisan pemangku, membawa air suci dari mata air yang dianggap sakral. Air ini nantinya akan digunakan dalam upacara persembahyangan Pujawali.
Selain prosesi Mendak Tirta, masyarakat juga antusias menyambut tradisi Perang Topat, yang akan digelar esok hari usai persembahyangan atau puncak Pujawali. Perang Topat merupakan ritual melempar ketupat antar peserta yang melambangkan doa kemakmuran, kesuburan, dan kedamaian. Tradisi ini diikuti oleh umat Hindu dan Islam Sasak sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Antusiasme masyarakat terlihat dari ratusan pedagang makanan dan pernak-pernik yang memenuhi area sekitar Pura Lingsar. Lampion warna-warni, aroma kuliner khas Lombok, serta suara gamelan menciptakan suasana yang semarak.
Tradisi Mendak Tirta dan Perang Topat yang merupakan rangkaian Pujawali Pura Lingsar menjadi daya tarik wisata budaya yang unik di Pulau Lombok. Tidak hanya masyarakat lokal, banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang hadir untuk menyaksikan keunikan ritual ini.
Pujawali Pura Lingsar dan Perang Topat tidak hanya memperkuat nilai-nilai spiritual, tetapi juga menjadi momentum untuk merawat harmoni sosial di tengah keberagaman budaya dan agama.